Free Circle of Fire Cursors at www.totallyfreecursors.com
khalid bloger: artikel ke bahasaan "JARGON DAN ANAK MUDA MADURA"

Rabu, 17 Juli 2013

artikel ke bahasaan "JARGON DAN ANAK MUDA MADURA"

JARGON DAN ANAK MUDA MADURA
          Dewasa ini, sering kita temui istilah atau kata yang asing didengar oleh telinga kita, istilah dan kata yang kita dengar itu bukan menjadi rahasia umum yang akan menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat. Akan tetapi, istilah atau kata tersebut hanya dimengerti oleh segelintir orang atau kelompok yang menggunakannya. Masyarakat yang menggunakan istilah dan kata yang hanya dimengerti oleh kelompok itu disebut masyarakat bahasa, yang menurut corder (Sabarti. 2004:8) masyarakat bahasa adalah sekolompok orang yang satu sama lain bisa saling mengerti sewaktu mereka berbicara.
          Bahasa atau kata yang hanya dimengerti  oleh golongan atau sekelompok tertentu itu juga dikenal dengan istilah jargon dalam ilmu kebahasaan, yang berdasarkan kamus besar bahasa Indonesia (KBBI), jargon adalah kosakata khusus yang digunakan dibidang kehidupan (lingkungan) tertentu. Menurut A. Chaer dan L. Agustina (2010:68) yang penulis kutip dari situs seorangrahmat.blogspot.com menjelaskan bahwa jargon adalah variasi sosial yang digunakan secara terbatas oleh kelompok-kelompok sosial tertentu
          Jargon dalam penggunaannya dapat kita amati pada saat remaja sedang berbicara, entah remaja itu dari desa maupun dari kota, yang notabennya mereka mempunyai jargon-jargon tersendiri dalam lingkungannya. Tidak luput dari itu Madura juga mempunyai jargon khas yang membedakan jargon itu dari daerah lain. Salah satu jargon yang dapat kita temui, yaitu ketika remaja menyampaikan suatu cerita atau pendapat kepada teman-temannya. Oleh karena itu, menurut Setianti (2007:16), jargon merupakan alat untuk beriteraksi atau alat untuk berkomunikasi kelompok, dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau perasaan yang keberadaannya seringkali membuat orang yang mendengar bingung akan arti yang sebenarnya.
       Ada beberapa contoh jargon yang dapat kita temui sehari-hari jika kita pergi kesuatu daerah yang berbeda, akan tetapi kita tidak tahu apa arti dari kata tersebut, dan berikut ini penulis mencoba memberikan sedikit contoh sekaligus penjelasan tentang penggunaan jargon dikalangan anak muda madura .
v “Jih Mansur”. Adalah seorang masyarakat biasa yang pernah menunaikan ibadah haji dan mendapat gelar H. Moh. Mansur, yang untuk mempermudah panggilannya oleh masyarkat setempat terutama bagi kalangan remaja (Ds. Pamoroh Kec. Kadur Kab. Pamekasan), gelar sekaligus nama yang disandangnya di persingkat menjadi “Jih mansur”. Beliau gemar membicarakan sesuatu yang berbau politik, seperti pemilihan bupati dan kepala desa. Beliau juga sering memprediksi siapa pasangan calon yang bakal menang dalam pemilihan tersebut. Seiring dengan kegemarannya dalam memprediksi maka setiap orang dari desa tersebut yang merasa dirinya lebih tahu dari orang lain dianggap oleh remaja setempat sebagai titisan atau duplikasi dari “H. Moh. Mansur” atau yang akrap dipanggil sebagai “Jih mansur”. Contoh dalam penggunaan kata tersebut adalah:
huh....jih mansur rèh..!! (madura).
huh....dasar jih mansur tukang prediksi..!! (indonesia)
v “Jih Sukwan”. Kata tadi berasal dari desa yang sama yaitu (Ds. Pamoroh Kec. Kadur Kab. Pamekasan). Kata tersebut mengandung arti julukan bagi seseorang yang mempunyai kenginan untuk menunaikan ibadah haji dan sudah menyetorkan sebagian uangnya, akan tetapi orang tersebut belum juga dipanggil atau belum mendapatkan giliran untuk berangkat haji. Sukwan dalam kata “Jih Sukwan” mempunyai arti yang sebenarnya, yaitu orang yang bekerja sebagai buruh kontrak dan belum diangkat menjadi buruh tetap. Akan tetapi oleh remaja setempat julukan tersebut diberikan bagi setiap orang yang menyetorkan sebagian uangnya untuk naik haji dan orang tesebut belum mendapatkan giliran. Contoh penggunaan istilah  tersebut dalam realitanya adalah:
Wa’ abas jih sukwan lèbât èada’na bangko (madura)
Itu liat jih sukwan lewat di depan rumah (indonesia).
v “Ableyer”. Munculnya kata atau istilah tersebut dikalangan kelompok anak muda pamekasan berawal pada saat ketika anak muda disana yang gemar balap liar. Pada saat mendahului lawannya mereka masih sengaja memainkan tuas gasnya hingga menimbulkan suara yang mengaung, dan mereka menyebutnya dengan istilah “Ableyer”. Seiring dengan penggunaan kata oleh kelompok anak muda yang semakin pesat, maka setiap orang yang sedang berbicara kemudian salah satu lawan bicaranya menggunakan intonasi yang tinggi “emosi”, maka oleh kelompok tersebut disamakan dengan bunyi kenalpot (ableyer/mengaung). Contoh penggunaan kata atau istilah tersebut dalam konteksnya adalah:
Yono   : Ambu rah ba’na ta’ osa bannya’ tanya....!!
Yani    : dhina ta’ osa ableyer kak (Madura)
Yono   : Sudah lah kamu tidak usah banyak tanya....!!
Yani    : Ya sudah tidak usah emosi kak (Indonesia).
v “Ripin” Terciptanya kata tersebut berawal dari sekelompok mahasiswa STKIP yang hobinya ngegosipin atau membicarakan orang lain tanpa orang tersebut menyadari bahwa dirinyalah yang sedang dibicarakan. Istilah ripin sebenarnya digunakan untuk perempuan yang menjadi objek pembicaraan mereka, semenjak saat itulah mahasiswa STKIP jurusan PBSI kelas pagi – A ketika mereka sedang berkumpul, menggunakan istilah “Ripin” sebagai identitas mereka pada saat mereka membicarakan perempuan yang dimaksud. Contoh penggunaan istilah tersebut adalah: 
Adduuuuuu ya’ ripin cong lebur  (Madura)
Aduuuuuhhhh perempuan ini menarik (Indonesia)
        Dari contoh dan penjelasan tentang jargon pada anak muda Madura di atas, dapat diketahui bahwa Madura juga memiliki jargon, yang penggunaanya di dalam artikel ini penulis mengangkat pada situasi anak muda. Penpenulis ingin berbagi sedikit pengetahuan yang mendidik tentang suatu tata kebahasaan yang selama ini mungkin telah kita abaikan keberadaannya. Penulis mempunyai rasa penasaran tentang  fakta yang terjadi disekeliling kita, hingga pada akhirnya membuat penulis mengambil suatu tema yang terjadi di masyarakat untuk dijadikan topik pembahasan dalam artikel karya ilmiah ini. Semoga artikel karya ilmiah ini bermanfaat bagi pembaca khususnya bagi penulis sendiri.

Daftar pustaka
·        Akhdiah, Sabarti. 2004. Pembinaan Kemammpuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga
·        http//seorangrahmat.blogspot.com/2013/05apa-yang-dimaksud-slang-jargon-dan.html?=1 (Jam 11:37)
·        Setianti, Yanti.2007. Makalah Ilmiah: Bahasa Dalam Merubah Sikap Sosial. Bandung: UNPAD

1 komentar:

  1. mksih guys, krna refrensi ini sangat berguna untuk saya.........!!

    BalasHapus